Wednesday, November 23, 2011

informasi sertifikasi guru 2012

Selamat Datang

Layanan ini disediakan untuk memberikan Informasi calon peserta setifikasi guru 2012 yang berisi daftar guru yang memenuhi persyaratan sebagai bakal calon peserta sertifikasi guru tahun 2012 sesuai database NUPTK per tanggal 19 November 2011.
Daftar tersebut dapat dilihat melalui tautan dibawah ini,

Persyaratan

  1. Guru yang masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  2. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin penyelenggaraan.
  3. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan ketentuan:
    • bagi pengawas satuan pendidikan selain dari guru yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1 Desember 2008), atau
    • bagi pengawas selain dari guru yang diangkat setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru harus pernah memiliki pengalaman formal sebagai guru.
  4. Guru bukan PNS pada sekolah swasta yang memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan (guru tetap yayasan), sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK pengangkatan sebagai guru dari Bupati/Walikota.
  5. Sudah menjadi guru pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditetapkan (30 Desember 2005).
  6. Pada tanggal 1 Januari 2013 belum memasuki usia 60 tahun.
  7. Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).
  8. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila:
    • pada 1 Januari 2012 sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau
    • mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan pangkat).
Daftar calon peserta sertifikasi guru tersebut diurutkan berdasar kriteria berturut turut usia, masa kerja, dan golongan.
Jika data diri saudara belum tertera dalam daftar layak calon peserta padahal saudara memenuhi syarat, anda dapat melakukan pengecekan dan perbaikan data ke dinas pendidikan kabupaten/kota setempat, dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini

Prosedur perbaikan data NUPTK

  • Guru membawa salinan dokumen sebagai bukti fisik perbaikan data ke dinas pendidikan setempat
  • Dinas pendidikan kabupaten/kota melakukan perbaikan database NUPTK guru tersebut dan mengirimkan salinan dokumen tersebut ke LPMP
  • LPMP melakukan persetujuan (approval) terhadap perbaikan data tersebut berdasarkan salinan dokumen yang dikirim oleh dinas kabupaten/kota.
Perbaikan data NUPTK untuk pelaksanaan sertifikasi guru 2012 berakhir pada tanggal 1 Desember 2011.
sumber : http://sergur.pusbangprodik.org/

Tuesday, November 08, 2011

LPMP adakan diklat TOT Penilaian Kinerja Kepala Sekolah



Istilah kinerja atau prestasi kerja berasal dari kata job performance yaitu prestasi kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja diartikan juga sebagai tingkat atau derajat pelaksanaan tugas seseorang atas dasar kompetensi yang dimilikinya. Istilah kinerja tidak dapat dipisahkan dengan bekerja karena kinerja merupakan hasil dari proses bekerja. Dalam konteks tersebut maka kinerja adalah hasil kerja dalam mencapai suatu tujuan atau persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan. Kinerja dapat dimaknai sebagai ekspresi potensi seseorang berupa perilaku atau cara seseorang dalam melaksanakan tugas, sehingga menghasilkan suatu produk (hasil kerja) yang merupakan wujud dari semua tugas serta tanggung jawab pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Untuk memperoleh persepsi yang sama dalam penilaian kinerja guru, maka diperlukan pelatihan calon pelatih ( trainer for trainers, atau disingkat ToT) penilai kenerja kepala sekolah, LPMP baru-baru ini LPMP Kalteng mengadakan kegiatan diklat TOT Penilaian Kinerja kepala sekolah.
Kegiatan TOT penilaian kinerja kepala sekolah dilaksanakan dengan tujuan agar para peserta diklat ToT memiliki kompetensi untuk melakukan pelatihan bagi calon pelatih penilaian kinerja  kepala sekolah sesuai dengan kewenangannya.

Salah satu standar penting dan strategis dalam peningkatan mutu pendidikan adalah standar tenaga kependidikan. Komponen standar tenaga kependidikan meliputi pengawas sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala laboratorium, kepala perpustakaan dan kepala program keahlian satuan pendidikan.
Seorang guru seringkali diberi tugas tambahan yang meliputi menjadi kepala sekolah, menjadi wakil kepala sekolah, menjadi ketua program keahlian studi, menjadi kepala perpustakaan atau menjadi kepala laboratorium. 

Oleh karena itu, untuk meyakinkan bahwa setiap guru adalah seorang profesional dibidangnya dan sebagai prestasi kerjanya, maka diadakan PK Gurudisetiap satuan pendidikan formal yang diadakan pemerintah. 
Sementara itu, jumlah peserta diklat sekitar 80-an orang yang berasal dari kabupaten/kota di Kalteng. Adapun materi pembelajaran meliputi antara lain kebijakan tentang pembinaan dan pengembangan profesi guru, pendidikan karakter bangsa, overview penilaian kinerja guru/kepala sekolah. Kegiatan yang dilaksanakan selama 4 hari (7 -11 november 2011) tersebut dibuka langsung oleh kepala LPMP Kalteng Krisnayadi Toendan.

Friday, November 04, 2011

Pendampingan KKG MGMP se kalteng terus digalakkan


Upaya peningkatan kualitas guru terus ditingkatkan oleh pemerintah, salah satunya dengan pemberdayaan kelompok kerja guru (KKG), kelompok kerja kepala sekolah (KKKS). Dalam beberapa tahun ini telah dijalankan pendampingan KKG MGMP di Kalteng.

Untuk tahun ini telah diberikan bantuan dana blogrant dari LPMP Kalteng bagi kelompok KKG MGMP yang telah lulus seleksi. Besarnya dana bantuan sebagai berikut KKG SD sebesar Rp. 15 juta, MGMP SMP sebesar Rp. 20 juta, KKKS/MKKS sebesar Rp.14.5 juta,  dan KKPS/MKPS sebesar Rp.15 juta.

Dengan bantuan dana tersbut diharapkan kelompok kerja guru dapat menjalankan kegiatannya dengan baik, terutama dalam upaya peningkatan pengetahuan dan wawasan anggotanya. selain itu sebagai pertanggungjawaban kepada LPMP, kelomp[ok kerja guru harus melaporkan hasil kegiatannya atau penggunaan dana yang telah diberikan tersebut.
















Thursday, November 03, 2011

Meteri membangun TIM

MEMBANGUN TIM


Mengenalkan kepada para peserta pentingnya kualitas dan peningkatan tim kerja yang harmonis dalam mencapai tujuan yang disepakati.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah menyelesaikan kegiatan sesi ini, peserta diharapkan dapat:

1. Mengetahui dan memahami pentingnya tim kerja dalam klinik/institusi pelayanan kesehatan
2. Membentuk tim kerja yang harmonis di klinik keperawatan dan kebidanan
MATERI

1. Definisi Membangun Tim
2. Karakteristik Kelompok Keja
3. Manfaat Membangun Tim
METODA PENGAJARAN

1. Kuliah singkat
2. Kerja Kelompok
3. Presentasi - Diskusi Pleno
RENCANA PEMBELAJARAN


SESI I
Bagian A
Topik : Membangun tim kerja dalam Institusi / Organisasi
Metode : Kuliah singkat
Waktu : 30 menit
Bagian B
Topik : Menyusun Puzzle
Metode : Kerja Kelompok
Waktu : 45 menit
Bagian C
Metode : Diskusi Kelompok
Waktu : 60 menit

DINAMIKA KELOMPOK


A Tujuan Pembelajaran
Setelah pokok bahasan ini peserta diharapkan dapat :
1. Saling mengenal satu dengan yang lain
2. Saling berinteraksi dengan aktif
3. Mengemukakan harapan-harapan mengikuti pelatihan ini
B Metoda :
1. Curah pendapat
2. Diskusi kelompok
C Alat Bantu :
1. Petunjuk permainan
2. Kertas warna warni, spidol
3. Permainan untuk saling mengenal
D Waktu :
135 menit

LANGKAH-LANGKAH (proses) :

1 Persiapan :
Fasilitator mempersiapkan pita perekat (selotif), kertas lembar balik (kertas koran) dan spidol.
2 Pengantar :
Fasilitator menyampaikan tujuan pokok bahasan, serta proses dan waktu yang diperlukan untuk kegiatan belajar ini.

3 Pencairan dan permainan :
Cara 1 :
a. Fasilitator membagikan kepada peserta masing-masing 1 buah kartu atau kertas yang bertuliskan kata-kata.
b. Setelah dibagikan kepada seluruh peserta, fasilitator meminta peserta mencari pasangan masing-masing dengan cara mencari kata-kata yang cocok artinya.
c. Masing-masing pasangan dipersilakan berkenalan dengan pasangannya.
d. Pasangan yang salah tidak sesuai dengan permainan atau peserta yang tidak menemukan pasangan diberi hukuman (diserahkan kepada peserta lainnya).
e. Minta masukan dari peserta tentang manfaat permainan ini..
Cara 2 :
a. Fasilitator membagikan kepada peserta masing-masing 1 buah kartu (bertuliskan kata) yang ditempelkan di punggung peserta.
b. Fasilitator meminta peserta untuk mencari temannya dan membentuk kelompok sesuai dengan pedoman kata atau kalimat yang tertera dengan cara melihat kata pada punggung temannya.
c. Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk berkenalan.
d. Peserta yang salah menentukan kelompoknya diberikan hukuman sesuai permintaan peserta lainnya.
e. Masing-masing kelompok secara bergiliran menjelaskan makna dari kalimat tersebut.
f. Fasilitator meminta pendapat peserta mengenai manfaat dari permainan ini.
g. Fasilitator merangkum hasil permainan.
4 Pengungkapan harapan peserta :
a. Fasilitator menanyakan kepada peserta tentang harapannya terhadap penyelenggaraan pelatihan ini.
b. Fasilitator meminta peserta menulis harapan-harapan peserta yang ditulis diatas kertas warna warni.
c. Setiap peserta menempelkan harapannya, yang telah ditulis, di papan atau dinding di depan kelas.
d. Pendapat peserta yang sama atau memiliki kesamaan agar dikelompokan oleh peserta sendiri.
e. Fasilitator meminta beberapa peserta untuk merangkum harapan-harapan peserta yang telah dikelompokan tersebut.
f. Fasilitator menyimpulkan harapan peserta secara keseluruhan.


Jawaban Pencairan
(Lawan Kata)


Tali Pusat
Tablet Besi
Air susu Ibu
Etos Kerja
Fungsi Manajemen
Rumah Sakit
Pengambilan Keputusan
Uraian Tugas
Rawat Inap
Konsep Diri
Pelayanan Kesehatan
Sikap Mental
Paradigma Sehat
Visi Misi
Indonesia Sehat 2010
Jawaban Pencairan
(Rangkaian Kata/ Kalimat)

Tidak Ada Hari Tanpa Prestasi
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Segalanya Tanpa Kesehatan Tidak Ada Artinya
Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis
Tercapainya Indonesia Sehat Tahun 2010
MATERI
MEMBANGUN TIM
PENGERTIAN

Team building adalah suatu upaya yang dibuat secara sadar untuk mengembangkan kerja kelompok dalam suatu organisasi. Ahli-ahli ilmu sosial menyebut kelompok adalah suatu kumpulan orang yang terdiri dari dua atau lebih yang berinteraksi dengan stabil dan diantara mereka mempunyai tujuan yang sama serta menganggap kelompok itu sebagai kelompoknya sendiri (merasa memiliki). Walaupun tak dapat disangkal bahwa ada beberapa kegiatan/aktifitas yang mungkin lebih efisien bila dikerjakan oleh perseorangan, namun banyak sekali masalah yang bersifat terlalu luas dan terlalu kompleks untuk ditangani oleh satu orang. Dalam hal ini kerja team pada manajemen dapat memberikan hasil akhir yang lebih efektif dibanding dengan kerja perorangan.
KARAKTERISTIK KELOMPOK/TIM

Karakteristik Kelompok atau Tim:
1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
2. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.
3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
Mengapa Diperlukan Team Building ?

Pada prinsipnya kita memerlukan team building untuk memperbaiki kinerja kelompok yang kita miliki, namun ada beberapa kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan team building, antara lain:
1. Kondisi kelompok yang memerlukan peningkatan moralitas dan hasil kerja tim.
2. Pucuk pimpinan yang jarang berfikir dan bertindak sebagai bagian sebuah kelompok.
3. Terjadi kurang pengertian antar sesama anggota kelompok, tidak ada arahan dan semangat kerja yang timbul dalam suatu kelompok, sehingga kelompok kehilangan arah kerja.
4. Dalam kelompok baru dimana terdapat beberapa individu yang menonjol tapi tidak dapat bekerja bersama dalam kelompok.
5. Kurangnya rasa percaya diri antar sesama anggota tim, tidak dapat dicapai kesepakatan terhadap tujuan bersama tim dan adanya ketidaktahuan akan kemungkinan peluang yang dapat dilakukan oleh anggota tim.
MANFAAT MEMBANGUN TIM

Team building yang dilakukan secara benar dan berkesinambungan akan memberikan hasil perubahan yang seringkali jauh lebih baik dari dugaan semula.

Manfaat atau hasil yang dirasakan :
Bagi pimpinan tim /kelompok:
1. Pimpinan tim akan menjadi lebih kuat dan lebih efektif
2. Pimpinan tim mampu menyesuaikan gaya kepimimpinannya, dengan lebih memperhatikan kepentingan dan tanggung jawab kelompok dibandingkan kepentingan pribadi
3. Terdapat apresiasi yang lebih besar dari pimpinan tim terhadap kebutuhan anggota tim dan bagian-bagian dalam tim.
4. Pimpinan menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi secara langsung kepada anggota tim sehingga terjadi hubungan pengertian yang lebih baik antara pimpinan dan anggota tim.
5. Pimpinan tim memiliki inisiatif untuk lebih memahami prakasa anggotanya.
6. Pimpinan mempunyai komitmen yang lebih tinggi terhadap sasaran kerja dan memiliki harapan yang lebih besar.
Bagi individu anggota tim /kelompok
1. Sebagian besar individu memiliki pendekatan yang lebih persuasif, toleransi menjadi lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk mengajukan argumentasi tanpa terikat oleh hirarki.
2. Komunikasi dan dialog antar sesama anggota kelompok menjadi lebih bebas dan terbuka, yang selama ini menjadi salah satu hambatan utama dalam perkembangan kelompok.
3. Terdapat “ruang “ yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa kelemahan-kelemahan pribadi, bahkan kadangkala tidak jarang yang mengundurkan diri karena kesadaran diri (ini bukan penyelesaian yang diharapkan).
4. Banyak masalah antar pribadi sesama anggota tim/kelompok yang selama ini mengganjal dapat dipecahkan dengan lebih mudah karena keterbukaan semua anggota tim.
Bagi pelaksanaan kerja tim/kelompok
1. Pertemuan tim/kelompok menjadi lebih terstruktur dan efektif.
2. Hasil yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi dengan baik kepada sesama peserta.
3. Terjadi perbaikan kerja dalam mencapai sasaran, peningkatan kemampuan dalam mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara yang lebih profesional.
4. Tingkat komunikasi dalam dan antar kelompok menjadi lebih komprehensif dan efektif, walaupun dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
5. Komitmen yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru.
6. Terciptanya otonomi yang lebih besar pada tingkat manajer.
7. Lebih banyak waktu digunakan untuk bekerja sama dengan kolega dan bekerja sama dalam mencapai tujuan.



KASUS


1. Refleksikan dalam pekerjaan Anda sendiri dan tim bahwa Anda bekerja di dalamnya dan jawablah pertanyaan berikut ini:
a. Apakah Anda bekerja dalam tim dengan posisi yang sama ?
b. Apakah setiap profesional dalam tim keperawatan/kebidanan menggunakan pemikiran mereka, emosi, pengalaman dan sensitivitas mereka dalam bekerja?

2. a. Bentuk kelompok menjadi empat (4)
b. Setiap kelompok terdiri dari sepuluh (10) orang
c. Setiap kelompok yang terdiri dari sepuluh (10) orang dibagi lagi menjadi dua kelompok (sub group)
d. Setiap sub group memilih seorang pemimpin

3. Fasilitator menjelaskan cara memainkan puzzle

4. Jelaskan bahwa untuk satu kelompok mengerjakan satu puzzle dan satu kelompok akan mengamati /observasi dengan menggunakan checklist.

5. Anggota diberi nomor 1-10 dan nomor 1-5 mengerjakan puzzle selama 20-30 menit

6. Anggota nomor 6-10 sebagai pengamat: Mereka mengamati semua prilaku dan spesifikasi dari semua anggota kelompok;
Anggota nomor 6 mengamati nomor 1
Anggota nomor 7 mengamati nomor 2
Anggota nomor 8 mengamati nomor 3
Anggota nomor 9 mengamati nomor 4
Anggota nomor 10 mengamati nomor 5

7. Pengamat memantau partnernya dalam kelompok dan melengkapi checklist




CHECK LIST UNTUK PENGAMAT
(beri tanda pada kolom ya/tidak)

No. Aspect Ya Tidak
1. Apakah dia tersenyum kepada anggota lainnya dalam kelompok
2. Apakah dia terlibat penuh dalam mengerjakan puzzle
3. Apakah dia mencoba memecahkan masalah
4. Apakah dia mencoba untuk membuat suatu keputusan
5. Apakah dia terlalu banyak bicara/mendominasi
6. Apakah dia mendorong/memberi semangat yang lainnya
7. Apakah bahasanya membuat yang lainnya berhenti berbicara
1-7 mengamati setiap individu
1. Apakah ada konflik / kesenjangan antara anggota tim
2. Apakah ada kebingungan tentang penugasan/hubungan yang tidak jelas antara individu
3. Apakah ada kejelasan tujuan untuk anggota tim
4. Apakah dia mengungkapkan gagasan-gagasan, inisiatif atau menggunakan imajinasinya
5. Apakah mereka takut untuk berbicara/mengeluarkan pendapatnya
6. Apakah mereka saling mendengarkan satu sama lainnya
7. Apakah mereka diberi penghargaan untuk kemajuan yang mereka lakukan
8. Apakah mereka dianjurkan oleh pimpinan mereka untuk bekerja sama dalam tim
1-8 mengamati dalam kelompok









RANGKUMAN

a. Team building atau membangun tim perlu dilakukan dalam suatu organisasi agar terbentuk suatu kelompok kerja yang tangguh, memiliki kesamaan pandang dan langkah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Alasannya perlu membangun tim, antara lain; berorientasi kepda tujuan bersama, kerja tim dan semangat kerja tim akan mendorong tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

c. Team building dirasakan manfaatnya, baik bagi pimpinan maupun anggota tim, sehingga dapat menyebabkan; efektifnya kepemimpinan, rasa memiliki dari setiap anggota tim, komunikasi yang lebih luas antara anggota tim, setiap anggota tim dapat berkontribusi sesuai dengan keahliannya, komitmen yang tinggi untuk mencapai tujuan bersama.


EVALUASI

1. Apa bedanya Tim dengan kelompok ?
2. Apa manfaat dengan adanya team building (membangun tim) ? jelaskan manfaat bagi pimpinan, anggota tim maupun organisasi.


REFERENSI

1. Madded, R. B., (2ed), “Team Building; Terampil Membangun Tim Handal”, Penerbit Erlangga, Alih bahasa; Kristyabudi P. Hananto, S.Psi. MM. Editor Deborah P. Hutahuruk
2. Fachda L., “Team Building; Pembentukan Sinergi dan Dinamika Kelompok”
3. Wiyadi N. dr., MPH., (penyunting) “Modul Team Building”

LPMP ADAKAN DIKLAT TOT PENILAIAN KINERJA GURU



Bertempat di LPMP Kalteng, mulai  1-5 November 2011, LPMP Kalteng mengadakan diklat TOT  penilaian kinerja guru se Kalteng. Para peserta berasal dari seluruh kabupaten/kota di bumi Isen Mulang ini. Terdiri dari pengawas, LPTK, guru senior dan staf  dinas pendidikan kab/kota dengan jumlah total 150-an orang.

Sedangkan pemateri berasal dari kalangan Widyaiswara LPMP kalteng sendiri. Menurut ketua pantia Jondro Batubara, MPd materi yang disampaikan antara lain pendidikan karakter bangsa, Kebijakan tentang Pengembangan Profesi Guru, Overview PK Guru dan PKB, Pemahaman Konsep PKB, Pemahaman terhadap Proses PK Guru dan Instrumen Pendukungnya, Pengamatan dan pendeskripsian Aktifitas Guru dan siswa, Penggunaan Indikator Kinerja Guru dan Penilaian Kompetensi (pengamatan), Analisis Hasil PK Guru, Identifikasi Kompetensi dan perencanaan PKB, Perencanaan PKB, Paparan Kinerja Kepsek, Prosedur Pengajuan DUPAK, Pengembangan Sistem Pelaporan Hasil PK Guru Online, dengan total 43 JP. Para peserta diklat ini nantinya akan dinilai kelulusannya apakah sebagai assesor atau tidak serta menjadi trainer di daerah masing-masing.

Acara sebelumnya dibuka oleh kepala LPMP Kalteng, Krisnayadi Toendan. Dalam sambutannya Krisnayadi menjelaskan GURU, kepala sekolah, dan pengawas merupakan subsistem penting dalam proses pendidikan. Guru memegang peranan strategis dalam peningkatan mutu proses pembelajaran dan mutu peserta didik. Secara faktual dibutuhkan guru yang standar dan professional untuk secara cepat mewujudkan kualitas tersebut. Reformasi pendidikan, termasuk di dalamnya reformasi konkret akan diterapkannya penilaian kinerja guru berdasarkan Permenagpan dan RB Nomor 16 Tahun 2009 sebagai revisi Kepmenpan 84/1993 yang direncanakan efektif berlaku 1 Januari 2013. 
Dalam UU Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 pada Pasal 1 dinyatakan kinerja guru dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawabnya meliputi (1) merencanakan pembelajaran, (2) melaksanakan pembelajaran, (3) menilai hasil pembelajaran, (4) membimbing dan melatih peserta didik, (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat dengan kegiatan pokok sesuai beban kerja guru.
Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru ada 4 kompetensi utama, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial, dan (4) profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.