"Komersialisasi" dalam dunia pendidikan tampaknya makin subur saja dibumi t'ambun bungai ' (red, Kalteng). salah satu contohnya misalnya, pada tahun 2010 ini, universitas p4langkar@ya (UNP@R) kalimantan tengah akan membuka program studi baru s-1 jurusan kedokteran/dokter umum. penyelenggaraan program tersebut bekerjasama dengan universitas lain yakni UI.
Berdasarkan informasi yang didapatkan, calon mahasiswa jurusan tersebut adalah mahasiswa yang dipilih oleh kabupaten/kota sekalteng, jatahnya tiap kabupaten/kota 3 orang. sementara kalteng memiliki 12 kab/1 kota.
pihak UNP4R mematok biaya per siswa sebesar RP. 500 juta. konon merupakan jumlah terbesar di Indonesia. mengingat biaya yang fantastis mahal tersebut, sejumlah kabupaten/kota merasa keberatan dan berpikir dua kali untuk menyekolahkan calon mahasiswa dari daerah yang bersangkutan dari APBD daerah, sebab kalau dihitung saja 3 orang dikali 500 juta = 1,5 milyar rupiah.
" daripada kuliah di unpar dengan biaya 500 juta hanya untuk s1 dokter umum, lebih baik menyekolahkan dokter yang ada menjadi dokter spesialis di pulau jawa saja," ujar sumber yang enggan disebutkan namanya. lebih jauh diungkapkan dengan biaya yang sama bisa lebih banyak menyekolahkan dokter specialis di pulau jawa, misalnya di Unair jelasnya. selain itu jumlah dokter spesialis sangat kurang di kalimantan tengah khususnya di daerah kabupaten.
lebih dalam disebutkannya, pihak unpar sendiri sepertinya memaksakan diri membuka jurusan tersebut. padahal sarana prasarana yang ada minim, tenaga pengajar yang minim/tidak ada, bahkan alat praktek juga tiada. belum lagi bila ditinjau dari jumlah rumah sakit yang ada di palangkaraya cuma satu yang dimiliki pemerintah. belum lagi kasus-kasus kesehatan yang ada juga sedikit yang bisa dijadikan pelajaran bagi mahasiswa.
sementara itu, dibukanya fakultas kedokteran di unpar tersebut tampaknya sepi peminat dari masyarakat umum.
Berdasarkan informasi yang didapatkan, calon mahasiswa jurusan tersebut adalah mahasiswa yang dipilih oleh kabupaten/kota sekalteng, jatahnya tiap kabupaten/kota 3 orang. sementara kalteng memiliki 12 kab/1 kota.
pihak UNP4R mematok biaya per siswa sebesar RP. 500 juta. konon merupakan jumlah terbesar di Indonesia. mengingat biaya yang fantastis mahal tersebut, sejumlah kabupaten/kota merasa keberatan dan berpikir dua kali untuk menyekolahkan calon mahasiswa dari daerah yang bersangkutan dari APBD daerah, sebab kalau dihitung saja 3 orang dikali 500 juta = 1,5 milyar rupiah.
" daripada kuliah di unpar dengan biaya 500 juta hanya untuk s1 dokter umum, lebih baik menyekolahkan dokter yang ada menjadi dokter spesialis di pulau jawa saja," ujar sumber yang enggan disebutkan namanya. lebih jauh diungkapkan dengan biaya yang sama bisa lebih banyak menyekolahkan dokter specialis di pulau jawa, misalnya di Unair jelasnya. selain itu jumlah dokter spesialis sangat kurang di kalimantan tengah khususnya di daerah kabupaten.
lebih dalam disebutkannya, pihak unpar sendiri sepertinya memaksakan diri membuka jurusan tersebut. padahal sarana prasarana yang ada minim, tenaga pengajar yang minim/tidak ada, bahkan alat praktek juga tiada. belum lagi bila ditinjau dari jumlah rumah sakit yang ada di palangkaraya cuma satu yang dimiliki pemerintah. belum lagi kasus-kasus kesehatan yang ada juga sedikit yang bisa dijadikan pelajaran bagi mahasiswa.
sementara itu, dibukanya fakultas kedokteran di unpar tersebut tampaknya sepi peminat dari masyarakat umum.