Sunday, December 28, 2008
LPMP KALTENG RAIH SERTIFIKAT ISO 9001:2000
Belum lama ini, LPMP Kalteng mendapat kebanggaan memperolah kepercayaan dalam
manajemen sebuah Lembaga Pendidikan yakni dengan memperolah sertifikat ISO SMM
(System Manajemen Mutu) 9001:2000 dari SAI (Standar Assurance Innovasion) Global Certification Service Jakarta.
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalimantan Tengah disebut-sebut menjadi Lembaga pendidikan pertama yang mendapatkan sertifikast ISO 9001-2000 di Kalteng.
Sertifikat tersebut bernomor : QEC25235, tanggal 23 Juni 2 008, Sertifikat ISO itu diserahkan langsung oleh WMM (Wakil Manajemen Mutu) Drs. Sukardi, M.Pd kepada Kepala LPMP Kalteng Krisnayadi Toendan di Aula LPMP Kalteng saat sosialisasi program Bermutu baru-baru ini. Sertifikat kadaluarsa tanggal 23 Juni 2011.
Adapun lingkup sertifikasi ini adalah meliputi : Quality Managemen System–Requirements For The Following Capability. The registration cover the Quality Managemen System for the Provison of Education Quality Mapping, Educatin Supervision, Fasilitation of Education Resource Including Provision of Training Servies and Education Information System Through Resears Operation for pre Primary, Primary and Secondary School Education.
Pada kesempatan yang sama, kepala LPMP Kalteng menyatakan bersyukur telah mendapatkan sertifikat ISO merupakan salah satu cara meningkatkan citra LPMP sebagai Penjaminan mutu pendidikan di Kalteng yang profesional.
Krisnayadi mengatakan, penerapan sertifikasi ISO ini adalah langkah awal dan yang terpenting justru mempertahankan dan selalu berupaya untuk memperbaiki mutu pendidikan.
"Esensi dari ISO itu justru bukan berhenti pada saat sudah diterima, tapi tanggung jawab besar untuk memelihara meningkatkan terus menerus kepercayaan yang sudah diberikan pihak ketiga atas prestasi dan komitmen kita," ujarnya.
Lebih jauh ditegaskan Krisnayadi, harapan lembaga dengan adanya penerapan SMM ISO 9001:2000, memiliki system manajemen lembaga yang baik melalui dukungan sumber daya dan kinerja staf, meningkatkan mutu pelayanan pendidikan, memperbaiki pandangan pelanggan dalam hal ini stakeholder lembaga, meningkatkan kredibilitas dan eksistensi LPMP serta mendapatkan pengakuan dunia international dengan adanya bukti sertifikat.
“Hendaknya satuan pendidikan lainnya harus segera memiliki sertifikasi ISO agar tujuan pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan bisa tercapai karena sistem pengelolaan dan manajemen sudah dibangun dengan baik,”pungkasnya. (nng)
NAIK PANGKAT, WIDYAISWARA HARUS ORASI ILMIAH
Di zaman sekarang mau naik pangkat nampaknya tidaklah mudah terutama bagi widyaiswara. Pasalnya dengan berlakunya permen menteri pemberdayaan aparatur Negara no, 66/M.PAN/6/2005 dan surat edaran dari lembaga administrasi Negara Republic Indonesia no. 1081/14.3.3/2006 tertanggal 22 Februari 2006 perihal kewajiban orasi ilmiah Widyaiswara bagi yang akan naik pangkat dari golongan IV c ke IV d, telah dilaksanakan orasi ilmiah oleh Widayaiswara LPMP Kalteng Drs. Sukardi, M.Pd.
Kegiatan telah dilaksanakan hari Senin, 22 Des 2008, di Aula Palampang Tarung LPMP Kalteng.
Dihadiri oleh perwakilan dari Lembaga Administrasi Negara (LAN), perwakilan dari Direktur Pembinaan Diklat PMPTK, perwakilan dari Dinas Pendidikan Propinsi Kalteng, Kepala LPMP Kalteng, Kepala Badan Diklat Propinsi Kalteng, seluruh pejabat structural LPMP, Widyaiswara dan staf LPMP Kalteng serta guru-guru undangan.
Dalam orasi ilmiahnya, Sukardi mengupas masalah dengan judul “Pemahaman informasi dan kemampuan merencanakan layanan karier guru pembimbing sma propinsi Kalteng.”
Dalam kesimpulan orasinya, sukardi menyebutkan penyelenggaraan layanan informasi karier di sekolah sangat penting dalam rangka membekali peserta didik untuk merencanakan pilihan karinya. Bagi peserta didik yang mengalami kesulitan menentukan pilihannya kariernya, perlu mendapatkan layanan pilihan karir dari sekolah yang lebih spesifik agar dapat mengambil keputusan dengan pertimbangan kemampuan diri, ekonomi orangtua, peluang masa depan pilihan karir dan pengaruh social lainnya.
“Oleh karena itu informasi yang akurat dari sekolah tentang persyaratan, cara melamar, karekteristik pekerjaan, lingkungan kerja, pengembangan karir, kesejahteraan suatu pekerjaan tertentu, akan membantu dalam memutuskan pilihan karier yang akan ditekuni, jelas Sukardi.
Lebih jauh dijelaskan Sukardi, diperlukan peranan guru pembimbing untuk mengembangkan model perencanaan karir, dengan memperhatikan hungan factor-faktor yang berpengaruh pada pilihan karir. Factor-faktor dimaksud meliputi keadaan diri (seperti : kemampuan diri, sifat pribadi, bakat, minat dan cita-cita) dengan keadaan lingkungan (seperti: kondisi social ekonomi, pendidikan, kesempatan, daya tampung, suasana pekerjaan, prospek pekerjaan, aspek hambatan dan lain-lain).
Selanjutnya, setelah selesai membacakan orasi ilmiah tersebut, diadakan pengukuhan terhadap Sukardi dari Widyaiswara Madya ke Widyaiswara Utama. Pengukuhan dilakukan secara resmi oleh Kepala LPMP Kalteng Krisnayadi Toendan disaksikan seluruh undangan yang menghadiri kegiatan tersebut.
Ditempat yang sama, perwakilan LAN menyampaikan sambutan mengatakan status WI akan memiliki peran dan tanggungjawab moral dan spiritual yang besar.
“Peraturan orasi ilmiah tersebut penyempurnaan dari peraturan sebelumnya . Prosesnya memerlukan kerja keras. Orasi ilmiah adalah mencerminkan kulitas seorang WI, dan WI merupakan asset bagi pemerintah dalam melakukan pembangunan dan pembinaan dari pengalaman ilmu yang dimiliki,” tegasnya.
Dari peraturan ini diharapkan bias menghasilkan prfesionalisme WI sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan ssesuai dengan kompetensi WI. Lebih lanjut ditegaskan, hal yang harus dicamkan untuk Wi adalah, WI harus memiliki conten expert atau memaknai subtansi dalam proses belajar mengajar, memiliki metodologi untuk memberikan yang terbaik (tranformasi expert). Komitmen sebagai WI baik status dan tanggungjawabnya, serta WI mempunyai etika persepsi sebagai WI yang menjujung tinggi profesionalismenya. “Puncak dari prestasi dari seorang WI adalah orasi ilmiah,” pungkasnya. (nng)
DIKLAT GURU DAN KEPSEK PENGEMBANGAN SD-SMP SATAP
Dalam rangka memfasilitasi pelaksanaan standari isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada tingkat SMP di seluruh Indonesia, direktorat pembinaan sekolah menegah (PSMP) telah mengadakan workshop TOT bimbingan teknis KTSP bagi tim pengembangan kurikulum kabuipaten/kota seluruh Indonesia. TPK (tim pengembangan kurikulum) bertugas melakukan sosialisasi, pelatihan, bimbingan teknbis, dan pendampingan pengembangan dan pelaksanaan KTSP, serta verifikasi KTSP di seluruh SMP di kabupaten/ kota yang bersangkutan.
Sehungan dengan itu, guru dan kepala sekolah SD-SMP SATAp (satu atap, red) program blockgrand pembangunan USB dan pengembangan SD-SMP satu atap dengabn mekanisme partisipasi masyarakat, kerjasama pemerintah autralisa-indonesia pada cluster 32 propinsi kalteng tahun 2008 perlu mendapatkan pelatihan guru dan kepalas ekolah tentang KTSP terkait operasional silabus dan rencana pembelajaran (RPP0 dan manajemen berbasis sekolah (MBS) untuk meningkatkan mutu pendidikan dan manajemen sekolah yang bermutu.
Tujuan dilaksanakannya diklat kepala sekolah dan guru tentang KTSP adalah : meningkatkan pengetahuan dan ketrampilah guru dalam memahami KTSP, SI, SKL, S. meningkatkan pengetahuan gru dan kepsek mengenai standar nasional pendidikan tentang saran prasarana, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, proses, pembiayaan dan pengelolaan. Peserta yang mengiktui kegiatan yaitu guru dan dan kepala sekolha SD SMP satu atap se Kalteng.
Menurut ketua panitia pelaksanan Dedi Purwadi, Kegiatan telah dilaksanakan selama 3 hari yakni tanggal 17-20 Desember 2008. Bertempat di LPMP Kalteng. Mekanisme pelaksanaan meliputi siding pleno, diskusi dan Tanya jawab, kerja kelompok, dan peer teaching.. sedangkan biada kegiatan sebagaimana tertuang dalam RAB ditanggung serbsama oleh SD-SMP satu atap kemitraan Australia-Indonesia pada cluater 32 propinsi kalteng tahun 2008.
Materi yang disampaikan meliputi Standar isi, SKLm Standar sarana prasaran, penilaian pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan dan proses. Startegi penyiapan peserta didik menghadapi UN, mekanismen pelaksanaan bintek pembelajaran, implementasi MBS, praktik umum mengembangkan dokumen KTSP, pengembangan silabus dan RPP, media sederhanan dan pengembangan bahan ajar. (nng)
WORKSHOP EVALUASI PENGELOLAAN DAN PEMANFAAT JARDIKNAS
Dalam rangka mewujudkan pentingnya peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai penerapan pendidikan jarak jauh sekaligus sebagai media pembelajaran sebagai bagian dari manajemen system informasi pendidikan, Pusat teknologi informasi dan komunikasi Depdiknas telah memiliki satu back bone infrastruktur TIK khusus untuk pendidikan yang bernama Jejaring Pendidikan Nasional (JARDIKNAS).
Jardiknas merupakan Wide Area Network (WAN) untk skala nasional yang menghubungkan zona pendidikan tinggi, kantor-kantor pendidikan, sekolah dan bahkan personal (siswa dan guru).
Dengan demikian, sarana dan prasarana untuk mendukung terlaksananya penerapan TIK dalam pendidikan di Indonesi telah ada dan siap untuk diimplementasikan.
Namun demikian, kebijakan-kebijakan serta berbagai perangkatnya tersebut perlu dievaluasi pemanfaatannya baik pada zona perguruan tinggi, zona kantor maupun zona sekolah. Oleh karena itu diadakan workshop evaluasi pengelolaan dan pemeanfaatan jardiknas.
Menurut ketua panitia penyelenggara, Koesnandar menjelaskan tujuan kegiatan ini secara umum mengevaluasi implementasi kebijakan Depdiknas dalam pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan.
“Secara khusus kegiatan bertujuan mendapatkan data dan informasi tentang oemanfaatan dan pengelolaan jardiknas pada zona perguruan tinggi dan LPMP. Serta mengkoordinasikan dan mengarahkan implementasi kebijakan depdiknas dalam mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan.” Tukas Koesnadar.
Lebih jauh disebutkan para peserta terdiri dari pengelola jardiknas di perguruan tinggi dan lpmp seluruh Indonesia. Tempat dilaksanakan di pusdiklat depdiknas Jakarta, tanggal 18-20 Des 2008
Adapun materi yang disampaikan dalam kegiatan : kebijakan dan implementasi TIK pendidikan, kebijakan dirjen Dikti dalam pemanfaatan Jardiknas, kebijakan Dirjen PMPTK dalam pemanfaatan Jardiknas, infrastruktur Jardiknas, pembuatan SOP pemeliharaan interkoneksi Jardiknas zona perguruan tinggi, pemanfaaatan jardiknas di LPMP, penyusunan plan pemanfaatn Jardiknas tahun 2009. Nara sumber dari UI, UGM Depkominfo, BIINUS, UT dan Dikti. (nng)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment