Bingung milih caleg tahun 2009? Wajarlah, penulis juga sempat bingung karena saking banyaknya partai baru, dan belum begitu mengenalnya.
Apalagi melihat wajah-wajah caleg sekarang banyak yang baru dan cantik/ ganteng berkat rekayasa photoshop/kumputer, hehehe...(awas hati-hati ketipu penampilan luarnya saja J.
Sementara menurut catatan KPU kalteng ada terdapat 7500 caleg se Kalteng. Wow.. banyak sekale..
Namun, untuk memilih caleg, kita perlu menetapkan Kriteria caleg yang kita inginkan. Menurut penulis, kriteria caleg itu setidaknya :
1. Muslim/ muslimah
Sesuai dengan ajaran agama Islam, kalau mencari pemimpin carilah yang se iman dan paling takwa. Punya sikap/integritas keagaaman yang baik. Dalam memilih caleg juga perlu dicermati sekarang banyak caleg yang berpakaian peci hitam. Ini belum tentu muslim, karena pakaian peci adalah pakaian resmi nasional.
2. Sehat jasmani rohani
Kalau sakit-sakitan, maka akan sulit bekerja dan sibuk berobat saja. Dan pekerjaan menjadi terlantar. Akibatnya pelayanan kepada masyarakat terhambat.
3. Pendidikan (semakin tinggi semakin bagus)
Pendidikan minimal sarjana, tapi kalau bisa lebih tinggi lagi seperti magister S2, atau S3 atau profesor akan lebih baik karena memiliki kemampuan mengatasi masalah lebih ilmiah dan intelek serta sangat berkompeten dibidangnya.
4. Track record baik
Pengalaman kerja dan prestasinya bagus selama ini dan pernah ikut menjadi pengurus organisasi lebih diutamakan. Tidak pernah kena hukuman disiplin, dan berat lainnya. Calon caleg bukan mantan napi, koruptor maupun tindak kriminal lainnya. Serta memiliki keharmonisan rumah tangga, bukan broken home, bukan suka judi dan main perempuan.
5. Visi misi yang jelas
Hal ini harus kita ketahui, kemana arah perjuangan caleg. Apa target yang hendak dicapainya bila terpilih nanti. Jangan sampai seperti istilah “beli kucing dalam karung”.
6. Vokal (pintar bicara dan bekerja) dan tidak suka berjanji.
Anggota dewan harus pintar bicara, bukan duduk diam dan duit. Tapi harus bisa ngomong, bernegosiasi dan bersosialisasi dengan masyarakat. Khususnya bisa memimpin sidang di dewan, kalau bisa menjadi negosiator/memediasi suatu demontrasi. Bukan malah menghilang dan takut menghadapi demonstran/ mahasiswa.
7. Punya modal
Ada duit urusan lancar. Kata itu memang ada benarnya. Begitupula juga menjadi caleg, setidaknya mereka harus keluarin modal untuk publikasi dan sosialisasi. Jangan pilih caleg yang ogah keluarin modal, dan caleg yang daftar hanya untuk mencari kekayaan saja menjadi caleg. Ingatlah pesan KH. Ahmad Dahlan, “hidup-hidupkanlah organisasi, tapi jangan mencari hidup dengan organisasi.”
8. Punya Kendaraan politik yang bebas KKN dan berfihak rakyat
Kalau menjadi caleg DPR, setidaknya ada dukungan dari partai. Nah, partai manakah yang mengusung caleg tersebut? Apakah partai yang suka banyak janjinya saja? Partai yang terlibat korupsi? Atau partai bunglon? Untuk amannya Carilah partai pengusung yang “bersih.” Namun khusus untuk caleg DPD bergerak sendiri karena tidak didukung/melewati oleh partai politik, jadi memerlukan banyak pengorbanan J.
Demikian hemat pendapat penulis mengenai kriteria caleg. Selanjutnya terserah pembaca dalam menetapkan kriteria caleg mana yang sesuai dengan keinginannya.
2 comments:
BANYAK PARTAI BIKIN BINGUNG
Sudah menjadi pedoman hatiku, bahwa dalam pemilihan umum 2009 kita harus menentukan pilihan secara bijaksana. Tapi semua partai peserta pemilu, tiada kupandang tinggi, semua sama tak sapun mendapat keistimewaan.
Karena bingung, aku membuat suatu undian. Di atas sekelumit kertas kutulis nama-nama partai. Akhirnya kertas itu kugulung sama serta kumasukkan dalam sebuah kotak kosong, yang kemudian kugoncang-goncangkan.
Dengan mata terpejam kuambil sebuah diantara gulungan-gulungan kertas itu. Ketika gulungan itu sudah kukembangakan, kubuka mataku secara perlahan-lahan. Jantungku turut berdebar keras, Ketika salah seorang di antaranya memperoleh kemenangan.
Ketahuailah… bahwa yang berhasil memperoleh kemenangan adalah……………………………
inilah gambaran bimbang masyarakat, apa yang dijanjikan partai politik tak jua mencapai biduk kebahagiaan.
sumber:http://asyiknyaduniakita.blogspot.com/
bgmn ya?? Saya sbenernya nggak mau golput. Oke lah saya dukung demokrasi. Tapi, apa sudah benar caranya seperti ini? Kalo dipikir-pikir, dengan pemilu seperti ini, kemungkinan besar, kita tidak kenal sama caleg2nya. Boro-boro mau menilai ini-itu-nya. Tapi, kalo diliat secara makro, ya bagus sh, kan yang milih lgsg rakyat.
Gini dh, knapa kita tdk coba memikirkan cara-cara yg lbih baik? Toh, cara-cara pmilu sperti ini kan bukan suatu hal yg baku, kan? Misalnya aja, kita rancang supaya sejak dari lima tahun sebelum pmilu itu brlangsung, calon-calon diusulkan dari bawah. Dari tingkat RT, trus RW, dst sampai tkt nasional. Jadi, pmilunya bukan cuma sehari atau dua hari. Tapi 5 tahun! Gmn masyarakat indonesia, setuju?
Hehe.. Jadi ngalor-ngidul bgini.. Ga tau nih pagi ini kykny lg sueger bgt. Btw, salam kenal buat yg punya blog. Ciao!
Post a Comment