Monday, May 25, 2009

Hati-hati dengan Istilah Pendidikan Gratis











"Sekolah gratis ada dimana-mana.... biar bapaknya supir angkot, anaknya bisa jadi pilot... biar bapaknya loper koran, anaknya bisa jadi wartawan....."

Maraknya iklan layanan pendidikan gratis di televise maupun diberbagai media lainnya menjelang musim PEMILU sekarang perlu dicermati dengan baik. Hal itu ditegaskan oleh Mapendais Depaq kota Palangkaraya, Drs. Tuani Ismail, M.Ag belum lama ini di Palangkaraya saat menyampaikan materi dalam seminar pendidikan dalam rangka Hardiknas tahun 2009.

Masyarakat harus hati-hati dalam menyikapi pendidikan gratis, karena bukan berari pendidikan itu gratis semuanya,” tukas Tuaini. Lebih lanjut dijelaskan kalau pendidikan gratis selama ini yang hanya digratiskan adalah siswa bebas membayar uang SPP. Itupun adanya hanya di sekolah yang berstatus negeri bukan swasta.

"itupun hanya untuk jenjang pendidikan dasar saja," tukas Tuaini.

Sementara itu, dalam seminar "special guru" yang berthema optimalisasi peran guru dalam mencetak generasi cerdas, berkualitas, para pematerinya berasal dari Dinas pendidikan kota palangkaraya Drs. Darmanto, sekretaris diknas. LPMP Kalteng, Dra. Nani Setiawati, M.si. Mapendais Depag Kota Palangkaraya, Kepsek SMK Al Islah Drs.Juanda, DPD I HTI Kalteng Marsudi, S.Pd, dilaksanakan bertempat di aula LPMP Kalteng, Sabtu 23 Mei 2009 dengan Jumlah peserta 200-an orang.

Ditempat yang sama, Dra. Nani Setiawayi menjelaskan sesuai pasal 91-92 peraturan pemerintah tahun 2005 menyebutkan tugas dari penjaminan mutu pendidikan menjadi tanggungjawab satuan pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah kota dan yang terkait/relevan.

“Jadi ujung tombak penjaminan mutu pendidikan sebenarnya adalah guru disekolah, dengan mengadakan proses pembelajaran yang baik, disiplin, inovasi, berkesinambungan,’ tegas Nani. Lebih jauh disebutkan pada intinya penjaminan mutu adalah melalui berbagai tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan,hasil dan evaluasi/monitoring.

Seiring dengan kondisi pendidikan, pemateri lain Drs. Juanda dari kepsek SMK al Islah Palangkaraya menyebutkan permasalahan yang dihadapi sekolah selama ini antara lain : kualitas /mutu guru yang masih rendah, jumlah guru yang kurang, distribusi yang kurang merata dan kesejahteraan yang masih minim terutama bagi guru honor non pns, serta pengelolaan guru yang beragam.

No comments: